Skip to main content

Posts

Digodain Gusti Allah

Alhamdulillah. Sepertinya itulah kata yang paling pantas menjadi pembuka tulisan ini. Seperti yang sering terdengar bahwa semakin kita bersyukur maka semakin ditambah nikmat kita. Paling tidak, makin banyak nikmat yang kita sadari ada pada diri kita. Belum genap dua minggu sejak kami menikah, tepatnya 23 Agustus 2015 nanti kami genap 2 minggu menikah, Allah sudah menggoda kami, hehe. Setelah dua hari mengikuti Strategi Sukses di Kampus (SSDK), nampaknya istri saya kecapekan dan akhirnya sakit dari kemarin malam. Duh Gusti, masak iya pengantin baru sudah dikasih sakit? Itu kalau mau suudhzon. Namun nampaknya, Gusti Allah sedang ingin menggoda kami. Memasukkan kami dalam kaderisasi-Nya untuk menjadi seorang suami istri. Saya yang kaku ini dikader agar lebih lembut dan peduli. Duh, Gusti Allah ini emang kalau menggoda menyenangkan, paling tidak bila kita sadar. Bayangkan saja, istri saya sakit, gusi nya agak sakit sehingga susah mengunyah makanan yang keras dan agak demam. Otoma

(Almost) Another Failure

Jadi ceritanya sudah seminggu saya menunggu pengumuman submisi call for paper yang diadakan oleh IDSECCONF2015 yang pada jadwal awal adalah 30 Juli 2015 dan diperpanjang menjadi 7 Agustus 2015. Alhasil, selisih waktu itu membuat saya menunggu. Ah, sekalian lah, dapat pengumuman paper juga mendekatkan dengan hari-H hahaha. Tunggu dan menunggu, ternyata sampai kemarin malam tidak ada pengumuman baik di twitter maupun website terkait paper yang diterima. Alhasil, saya menghubungi panitia melalui email. Awalnya, tadi malam saya sudah ikhlas tidak lolos karena saya tidak mendapatkan email sama sekali dari panitia. Ya sudahlah! Hahaha. Pas pagi tadi saya cek di twitter panitia, ternyata baik paper yang diterima maupun ditolak akan mendapatkan pemberitahuan. Saya enggak mau dong kalau digantung kwkw yasudah akhirnya cari kepastian dan…. alhamdulillah! Paper saya diterima! Email pemberitahuan Sebenarnya, tadi malam saya sudah membuat tulisan yang judulnya “Another Failure

Jangan Sakit Hati Bila Demo

Setelah hampir ribuan kali melihat berita tentang demonstrasi yang dikatakan merupakan salah satu cara untuk “menyuarakan” pendapat, saya mendapatkan sedikit pencerahan. Bukan soal apa, tapi sekedar pertanyaan, “Apakah demonstrasi merupakan cara terbaik untuk mengemukakan pendapat?”, “Apakah manfaat demonstrasi lebih banyak daripada mudharatnya?”, “Apakah demonstrasi pasti berhasil dalam menggapai tujuan yang diperjuangkan?” Siapapun Bisa! Jangan salah, selepas tahun 1998, nampaknya demonstrasi sudah menjadi makanan umum. Siapapun bisa melakukannya! Tak harus mahasiswa, buruh tani, buruh pabrik, guru, anggota parpol, atau siapapun itu yang penting memiliki kepentingan bisa melakukan demonstrasi. Alih-alih menyuarakan aspirasi, demonstrasi dirasa menjadi cara paling efektif. Benarkah demikian? Sejatinya demonstrasi hanyalah satu diantara banyak cara untuk menyalurkan aspirasi, menyuarakan pendapat. Jadi, demonstrasi adalah metode untuk mencapai tujuan lain. Jadi sangat salah

Mengetahui Kematian Sebelum Mati

Ada yang bilang bahwa tak ada yang lebih setia daripada kematian karena sejak kita dilahirkan, ia setia menunggu kita dalam waktu yang ditetapkan. Kita semua percaya, bahwa kematian adalah urusan Tuhan dan makhluknya, tidak ada yang tahu kapan makhluk akan menemui kematiannya. Namun, barang kali Tuhan iseng dengan memberikan pengecualian beberapa kasus tentang pengetahuan akan kematian ini agar makhluknya lebih percaya. Diyakini, ada banyak proses yang terjadi pada saat kehamilan. Salah satu proses yang sangat penting adalah penulisan takdir yang mana terjadi pada 40 hari ketiga atau bila dihitung kasar adalah 3 bulan lebih 10 hari. Saat itulah dituliskan takdir si janin mulai dari kebahagiaan, celaka, ajal, rejeki, dan lainnya. Seperti yang diterangkan dalam hadist: “Sesungguhnya setiap orang di antaramu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya empat puluh hari berupa nutfah, kemudian menjadi segumpal darah, (empat puluh hari kemudian), kemudian menjadi segumpal