Skip to main content

Posts

Pertama Jakarta

Minggu, 28 Desember 2014 Tak terasa liburan semester V bagi mahasiswa tingkat III seperti saya sudah jalan hampir seminggu. Walaupun jatah liburan saya sebenarnya hingga tanggal 19 Januari 2015, tapi toh nyatanya saya Cuma bisa pulang ke kampung halaman selama 4 hari saja karena ada agenda lain di kota rantau baru, Jakarta. Langkah Pertamaku Walaupun ini bukan kali pertama saya menginjakkan kaki di Jakarta (sebelumnya pada bulan April 2014 untuk supporteran Imagine Cup), tapi inilah pertama kalinya saya berkelana di ibu kota. Mulai dari semprotan petugas halte, mencari kosan, menikmati makanan rumahan, hingga menahan godaan di pasar malam oleh karang taruna, jadi penghias cerita hari pertama saya di Jakarta. Untuk kalian, saya bercerita. ‘Semprotan’ Pertama Sekitar pukul 07.15, saya dan rekan seperjuangan saya sampai di pemberhentian travel di Jalan Blora. Sebenarnya, tujuan kami adalah Jalan Medan Merdeka Barat, tapi karena pemberhentian terdekat hanya ada di Blor

Memaknai Tiga Perkara Dalam Hidup

Mukadimah “People’s dreams never end”, Blackbeard, One Piece Impian manusia tidak pernah berakhir, karena ketika impian itu berakhir maka ia tak lagi layak disebut hidup karena jiwanya akan kosong, hampa. Saya yakin, setiap orang memiliki impiannya masing-masing. Entah ia mau mengungkapkannya atau mendiamkan impian tersebut hingga waktu ia tak lagi bisa bermimpi. Ada banyak tipe orang di dunia ini yang belum saya ketahui, tapi salah satu yang saya ketahui adalah ada orang yang dengan keyakinannya akan selalu berusaha untuk mewujudkan impiannya. Kali ini, saya akan mencoba kembali bercerita tentang tiga perkara yang selalu ada dalam kehidupan manusia, kehidupan kita. Perkara Pertama: Keinginan Saya punya banyak impian, begitu banyak impian yang saya buat semenjak saya lahir ke dunia ini, sayangnya tidak semuanya saya ingat. Hanya beberapa dari semua itu yang dapat saya ingat karena keterbatasan ingatan saya. Ketika masih SD, saya bermimpi untuk menjadi seorang ten

Umur Kebaikan

 “Untuk mengurus diri sendiri kita  bisa menggunakan pikiran atau otak, tapi untuk mengurus orang lain kita harus menggunakan hati.”, Hendro Triokta Brianto, 10 Desember 2014. Mukadimah Suasana kelas begitu ramai ketika salah seorang yang cukup bijak di umurnya mengungkapkan perkataan yang menjadi pembuka dari tulisan ini. ya, apa yang ia ucapkan tentang mengurus orang lain, bukan tentang dirinya sendiri. Dan tak lama setelah itu, pikiran saya melayang pada sosok seseorang yang sangat saya kagumi. Hidup lebih lama Banyak orang yang percaya bahwa dengan menulis kita bisa hidup lebih lama bahkan sampai seribu tahun. Hal ini terjadi karena bisa saja ketika kita meninggal, apa yang kita tuliskan masih saja dibaca, dipahami, dan dimanfaatkan. Namun ternyata, ada hal lain yang dapat membuat kita hidup lebih lama yakni dengan berbuat baik. “Engkau mungkin bisa hidup lebih lama dengan menulis, tapi tak hanya itu, berbuat baiklah, karena bisa jadi hal itu akan memperpa

Tentang Jodoh: Pencerahan

Tentang Jodoh #1 Apakah engkau tau siapa jodoh kelas? Apakah engkau tau kapan pertama kali Tuhan memberikan isyarat seseorang adalah jodohmu? Apakah engkau bisa memastikan bahwa seseorang adalah jodoh yang memang menjadi hak mu? Saya tidak tau, benar-benar saya tidak tahu. Tentang Jodoh #2 Ada banyak versi tentang siapa yang bisa disebut sebagai jodoh itu. Ada pendefinisian awam yang berkata bahwa bila dia jadi pacarku bisa jadi dia jodohku. Ada pula yang beranggapan bahwa setiap orang yang menikah dengan kitalah yang sebenarnya jodoh kita. Ada pula yang berkata bahwa jodoh erat kaitannya dengan kematian. Begini, misalkan ada dua orang A dan B menikah. Bisa jadi A adalah jodoh bagi B tapi B bukan jodoh bagi A. Keadaan ini terjadi bila ada syarat yang terpenuhi yakni menemani hingga akhir hayat. Bila A tetap berada dalam jalinan pernikahan dengan B hingga A meninggal maka bisa dibilang bahwa B adalah jodoh A, tapi belum tentu A adalah jodoh B. Bila hingga akhir hayat nya B ti