Skip to main content

Posts

Berusahalah Sekarang

Kapan? | Kapan? | Kapan? Nampaknya, pertanyaan seperti itu lah yang sangat sering meghampiri saya dan seorang yang sangat setia kepada saya. Bisa jadi, pertanyaan tersebut bukan hanay datang dari rekan-rekan saya, tapi juga rekan-rekan dia yang bahkan tidak mengenal saya. Saya , kami tidak tahu motif dibalik setiap pertanyaan yang mereka lontarkan kepada kami, tapi yang kami tahu, sebelum ini kami belum memiliki jawaban pasti kapan atas jawaban dari pertanyaan tersebut. Terkadang pertanyaan setipe itu cukup membuat kesal, bisa jadi sudah ratusan orang yang bertanya. Namun, ketika direnungka kembali, bisa jadi kemudahan yang kami dapat karena doa dari ratusa orang tersebut yang ketika bertanya seringkali kami timpali dengan , " doakan saja ya" . Entah, saya tidak tahu dengan pasti, terlalu banyak rahasia yang tidak segera bisa diungkap. Berusaha Sekarang Ketika seorang berkata, "berjuanglah di waktu yang tepat", kami justru mencoba untuk berjuang di waktu yan

Kegagalan Kesekian

"Tak peduli menang atau kalah, tapi mencoba mengusahakan segala sesuatu sebaik mungkin adalah intinya." --Aryya Dwisatya W Dalam dua bulan belakangan, saya mendapatkan dua kegagalan. Pertama, gagal menjadi pemenang GEMASTIK VII kategori keamanan jaringan setelah tersisihkan pada tahap kedua. Kedua, gagal menjadi pemenang Material in Research pada EMINEX 2014. Pahit memang, tapi cukup menyenangkan. Seringkali kita belajar banyak dari suatu kegagalan. Memang benar, kegagalan nampaknya lebih memberikan pelajaran karena lebih memberika efek tamparan. Namun perlu diingat, gagal bukan akhir dari dunia! Ketika gagal lolos ke tahap ketiga pada gemastik kemarin, jujur saya cukup kecewa. Kecewa karena ada satu teknik yang tidak terpikirkan untuk kami coba pergunakan ketika praktik online. Selain itu, saya terlalu terpaku pada format laporan yang sangat tidak memuaskan, alhasil, kami gagal. Cukup untuk dikenang :) Berselang beberapa waktu setelah itu, tepatnya pada ming
" Manusia cenderung mendekat kepada dia atau mereka yang bisa membuatnya nyaman. Hingga akhirnya serasa tidak ada sekat yang memisahkan mereka. Saat itulah mereka bisa dibilang bersahabat. Namun terkadang ada saat ketika tanpa disadari muncul dinding yang tak terlihat. Yang membuat tawa menjadi dingin, sapaan menjadi hampa, dan tatapan tak lagi bermakna ." --Aryya Dwisatya Widigdha

Kebahagiaan yang Sederhana

Wahid, Teo, Saya,Ahmad, Aji beberapa panitia PLO 2013 buah jerih payah yang tak diduga Ega-Tasya; Saya-Aflin-Yudha; Nadia-Egi kawan-kawan yang mau berpayah-payah dan bersenang-senang bersama Ketika terkadang seseorang menganggap bahagia terlalu kompleks untuk direalisasikan, justru kebahagiaan itu sendiri bisa tercipta dari hal sederhana. Taukah engkau mengapa gambar-gambar tersebut yang saya pilih untuk mengisi tulisan saya kali ini? Tulisan pemecah keheningan dalam pertapaan-menulis saya. Sudah kah engkau dapat menebaknya? Saya memilih foto itu karena pada foto itulah aku tersenyum. Pasalnya, ini bukan untukku, tapi untuk orang lain. Sesederhana saya ingin membuat ibu saya tahu bahwa saya baik-baik saja di sini dan membuat beliau bahagia dengan senyuman yang saya buat.  Bukankah bahagia orang tua adalah ketika melihat anaknya tersenyum? Terlebih tersenyum karenanya? Bahagia itu sederhana, sesederhana senyum orang tua untuk anak dan anak untuk or

Cukup

Cukup Karena bagiku sudah cukup untuk bertemu denganmu dalam mimpi Tanpa harus menyentuh ragamu Atau mencium bau mu yang begitu nyata Cukup Karena dalam mimpi engkau adalah milikku Selalu milikku dan hak ku untuk memilikimu Cukup Karena mimpi yang membuatmu jadi nyata Dan mimpi pula yang mengakhiri ilusi fana ku Cukup Biarkan mimpiku selalu tentangmu Bukan tentang indahnya dunia Karena bagiku engkaulah keindahan itu Cukup Jangan lagi pergi Atau berniat pergi dari mimpiku Karena hanya di mimpi aku bisa memelukmu erat Karena hanya di mimpi engkau bisa bebas mencintaiku Cukup Aku tak bisa merasa cukup dengan enam jam tidurku Aku masih ingin melanjutkan mimpiku Dari hari ke hari Masih saja aku tetap ingin memimpikanmu Karena engkau adalah alam bawah sadarku Pengisi pikiran yang tak bisa ku sentuh Kebenaran yang selama ini ku simpan sendiri Cukup Tak ada kata yang cukup menggambarkan mu Karena engkau tak cukup tergam