Skip to main content

Posts

Hati VS Buku Nikah

Gambar diambil dari menit.tv Pada suatu siang, tiba-tiba tangan saya bergerak sendiri, seakan ada kekuatan lain yang menggerakkan tangan saya ketika membaca status salah seorang kenalan di media sosial yang berbunyi, “Yang tertulis di hati belum tentu ya di tulis di buku nikah :p .” Singkat dan padat. Tapi setelah membaca status itu, langsung saja pikiran saya melayang-layang membayangkan beberapa wajah. Mereka yang saya kenal. Bermain Kata-Kata Bila melihat kalimat di status tersebut, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang ada di hati kita belum tentu yang nantinya akan tertulis di buku nikiah, tapi bukan berarti yang ada di ahti tidak bisa ada di buku nikah karena status tersebut menggunakan kata “belum tentu” yang mana memberikan kesan kemungkinan, bukan absolut. Identitas pembuat status saya samarkan demi menjaga perasaannya Sekarang, mari kita coba atur ulang penataan kata pada kalimat tersebut menjadi “yang tertulis di buku nikah belum tentu yang te

Enggak Bisa Masuk Kosan!

Enggak Bisa Masuk Kosan! Pada suatu pagi yang cerah, tepatnya pada hari Rabu, 28 Mei 2014 kemarin ada suatu kejadian yang membuat saya agak kerepotan. Jadi, pagi itu saya hendak masuk ke kamar setelah jalan-jalan sebentar ke daerah Cisitu. Ternyata, kamar kos saya yang saya kunci ketika pergi ke Cisitu tidak bisa terbuka. “Duh, ini kenapa? Apa ada orang masuk ke kamar saya tanpa izin?” , saya mulai berspeskulai mengenai kemungkinan apa saja yang bisa terjadi. Langsung saja saya mengintip ke dalam kamar melalui lubang kunci di bintu dan hasilnya, NIHIL. Tidak ada orang sama sekali di dalam. “Apa ini kerjaan hantu?” Wah, pasti bukan. Yang jelas, kamar saya terkunci dari dalam karena grendel yang ada di dalam terpaut pada lubangnya sehingga saya tidak bisa masuk. Tapi, kok bisa? Tidak lama setelah menerma kenyataan bahwa saya terkunci di luar kamar kos sendiri hingga pukul 08.45 padahal pukul 09.00 saya harus ke kampus karena ada kegiatan yakni TFT Pendiklat OSKM 2014 otom

ITB Saat Liburan Tiba

Institut Teknologi Bandung, kampus yang katanya sarang aktivis ini ternyata juga memiliki masa hibernasi . Tidak dapat dipungkiri bahwa mahasiswa yang mengisi kampus ini pun manusia yang memiliki perasaan rindu pada orang tua, kawan, dan kampung halaman. Oleh karena itu, wajar saja bila kampus yang diresmikan pada tanggal 2 Maret 1959 nampak sepi dari aktivitas mahasiswanya ketika liburan panjang ketimbang saat hari efektif kuliah. Berikut beberapa potret keadaan kampus yang sata ambil beberapa waktu yang lalu Jalanan dekat Parkir Sipil yang biasanya ramai lalu lalang mahasiswa kini sepi. Hanya saya sendiri yang berjalan dan menikmati hembusan angin pulul 09.30. Lorong di Gedung Sipil tak jauh berbeda dengan jalan di dekat Parkir Sipil. Lalu lalang mahasiswa seakan lenyap. Tak ada mahasiswa sejauh mata memandang. Hanya nampak barisan not lagu Indonesia raya di saluran air terusan dari kolam Indonesia Tenggelam yang mengarah ke Tugu Soekarno. "Sekali tema