Skip to main content

Posts

Bait Terakhirku Untukmu

Kita bermula dari sumber yang sama Kita sama-sama mengalir Tapi nampaknya kita tak mengalir di saluran yang sama Entah sejak kapan Entah hingga kapan Semoga kita bermuara di tempat yang sama seperti sungai-sungai yang berbeda Dan semua terhubung oleh samudra Namun bila muara kita berbeda Semoga itulah tempat terbaik   dan ternyaman untukku dan untukmu 14-2-13: GB

PS: Tangan Saya Berdarah

Rabu, 13 Februari 2013 di Ruang Rapat Lembaga Kemahasiswaan ITB. Sore tadi agak mendung, awan hujan yang turun malam ini belum cukup   berat untuk bisa jatuh membasahi bumi Bandung ini. Rasa malas datang mendera menyurutkan kemauan untuk menghadiri undangan sosialisasi buku dari Lembaga Kemahasiswaan. Jadwal rapat yang tadinya pukul 16.30 mundur sekitar 20 menit karena masih menunggu perwakilan dari fakultas lain. FTTM, SAPPK, SITH, dan STEI merupakan fakultas-fakultas yang mengirimkan perwakilannya pada pertemuan kali ini. Saya mengira pertemuan ini akan membosankan dan tidak terlalu bermanfaat, tapi ternyata di tengah perbincangan kami dengan Pak Sandro atau lebih tepatnya ditengah sharing dari Pak Sandro, rasa ketertarikan saya terhadap apa yang menjadi pokok bahasan semakin besar.   Dimulai dengan pembukaan dari Kang Tio selaku Menteri PSDM Kabinet KM ITB, Pak Sandro memperkenalkan diri dengan bercerita tentang kiprah beliau di ITB dulu. Masuk ITB tahun 1995 dan menjadi a

Daun(ku)

Source: serbacampuraduk.blogspot.com Ku lihat engkau di setiap pagi hariku Bertahtakan embun yang selalu menyegarkanku Memperindah pagi yang dingin tanpa mentari Menemaniku menyambut hari yang penuh dengan misteri Engkau   sehelai daun hijau Yang tak pernah layu di hatiku Entah darimana datangnya inspirasiku tentang tulisan ini, filosofi daun. Entah gadis mana yang menyiratkan senyumannya hingga aku bisa membayangkan sehelai daun nan hijau dalam angan yang terbiasa kosong tanpa ada yang mengisi. Entah apa yang menggerakkan jari-jemariku untuk terus melanjutkan tulisan ini padahal tak jelas apa yang sebenarnya ada dalam pikiranku dan apa yang harusnya aku tulis, aku mengikuti setiap gerakan yang kadang tak bisa ku jelaskan. Aku mengikuti bisikan yang mungkin menyesatkan. Aku pun mengikuti kata hatiku yang tak akan salah dalam memilih. Bagiku engkau seperti sebuah daun hijau yang selalu menyajikan embun bersama kesegarannya tiap pagi dalam hid

Detik

Pikiranku melayang Ketika ku mendengar ucapanmu Hatiku bertanya Siapakah yang sebenarnya menunggu Kau yang menungguku untuk menjemputmu Ataukah aku yang menunggu hingga kau siap tuk ku jemput Kau berharap kejujuranku Agar kau tak menunggu terlalu lama, sia-sia Tapi rasanya akulah yang menunggu Dirimu dan kesiapanmu Atau mungkin aku dan kamu Sama-sama menunggu

Embun - Togetherness

"Embun" kemanapun aku berjalan, selalu ada alangit yang menaungiku kemanapun aku melangkah, selalu ada bumi yang ku pijak, Mereka selalu ada di manapun aku, Setia menemani setiap langkahku, Engkau bukan langit yang tak bisa ku gapai, Juga bukan tanah yang selalu ku injak, Tapi engkau embun yang selalu memberikan kesejukan ketika engkau ada *************** "Togetherness" When we are together.. Do you know how blue the sky is.. How soft the wind is... How noisy the sea is.. How warm my touch is.. Or you just don't care anything else but my sight that fall into you

MBA (Married By Accident) ?

MBA (Married By Accident) ? MBA (Married By Accident), mas, beneran mau ngebahas topik ini? Enggak kok, kali ini saya enggak mau nulis tentang Married By Accident yang udah banyak terjadi di sekitar kita, lho, kita? mas aja kali! Maaf, maksud saya sering kita jumpai di tempat yang jauh dari lingkungan kita, secara kita kan orang baik-baik (baca: semoga termasuk orang baik-baik dan selalu begitu). Sebenarnya, bahasan tentang Married By Accident bagus juga untuk diangkat menjadi sebuah tulisan, tapi sayangnya kali ini ada topik yang rasanya lebih pas untuk dituangkan dalam secarik kertas, maksud saya sebuah postingan :D. Masih tetap MBA, tapi bukan Married By Accident melainkan Mari Budayakan Apresiasi . Sesuai dengan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia ): ap·re·si·a·si /aprésiasi/ n 1 kesadaran thd nilai seni dan budaya; 2 penilaian (penghargaan) thd sesuatu; 3 kenaikan nilai barang krn harga pasarnya naik atau permintaan akan barang itu bertambah;. Pada tulisan kali ini, def

Banyak anak banyak rejeki? Banyak panggilan banyak ….!

Masih ingatkah kamu dengan pernyataan orang-orang terdahulu yang menyebutkan bahwa banyak anak banyak rejeki? Entah benar atau tidak karena saya sendiri belum memiliki anak #masih lama bro, tapi secara umum pernyataan tersebut gampang terpatahkan, terlebih di keadaan seperti sekarang ini dimana kebutuhan hidup makin mahal ketimbang beberapa dekade belakangan #emang iya? Banyak anak banyak rezeki, mungkin benar juga, tapi rejeki buat si anak karena memang rezeki tiap orang sudah diatur. Oke, daripada ngebahas anak mending ngebahas pernyataan lain tentang panggilan. Banyak panggilan banyak rezeki , setuju? Bisa iya bisa tidak, di ini saya bakal nunjukin bahwa banyak pernyataan yang enggak bisa diterapkan di semua kondisi. Banyak panggilan banyak rezeki mungkin memang benar, contohnya bila anda adalah seorang pedagang, sebut saja tukang bakso keliling, tentu setiap panggilan yang tertuju pada anda adalah sebuah rezeki, bang bang…beli baksonya bang , nah lho, rezeki kan?. Nam