Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Catatan Seorang Mahasiswa

Hilang Arah

Rasa-rasanya judul tersebut cukup menggambarkan saya saat ini. Hilang arah. Saya cukup bingung harus ke mana. Ketika minggu lalu saya begitu bersemangat untuk cepat-cepat pulang ke Bandung setelah kerja praktek di Jakarta yang begitu membuat gerah. Kini, saat badan saya sudah di Bandung, justru saya kehilangan arah, tak tahu harus berbuat apa. Tenang, saya bilang kehilangan arah bukan berarti pekerjaan yang menjadi tanggung jawab saya tak tuntas. Tetap tuntas. Toh akhirnya beberapa hari yang lalu dapat gaji lagi. Alhamdulillah. Namun tetap saja, rasanya seperti hilang arah. Goal besar seakan tidak ada dan yang paling penting adalah rasanya tak ada tempat untuk kembali. Sekre himpunan sepi dari kawan seangkatan karena sedang masa KP, kontrakan sepi karena memang sendirian, sekre kabinet pun masih belum terasa jadi rumah hingga akhirnya saya cukup sadar. “Setiap orang membutuhkan tempat kembali, paling tidak tempat yang membuat dia merasa dia adalah bagian dari suatu

Redefinisi Rumah Setelah Sahur

Dua hari yang lalu, ketika harus terbangun pukul tiga pagi bukanlah menjadi sebuah masalah. Meskipun bulan Ramadhan, toh dua hari yang lalu sahur saya lancar ketika berada di Jakarta. Ketika sudah di Bandung, malahan mencari makan untuk sahur jauh lebih sulit. Paling tidak itulah yang baru saja saya rasakan sebagai pengalaman mencari makan sahur pertama di daerah Terminal Sadang Serang. Redefinisi Rumah Baru saja saya mencoba mencari definisi rumah menurut KBBI, maklum, biasanya di forum-forum kampus selalu diminta demikian padahal yang paling penting itu adalah maksudnya tersampaikan, bukan diksi yang sempurna, imho. Kalau kata KBBI, rumah didefinisikan sebagai gedung atau tempat untuk kembali. Nah, apa iya sesederhana itu? Ada ungkapan yang menyatakan bahwa “Rumahku adalah surgaku” tapi nyatnya baru saja saya merasa tidak lebih nyaman ketika di Jakarta karena tidak ada makan sahur di rumah. Mungkin, definisi rumah dalam ungkapan “Rumahku adalah surgaku” lebih ke arah seb

Ramadhan Bagi Perantau

Ramadhan Tidak terasa, sudah tiga tahun lamanya sejak saya benar-benar pergi merantau dan jauh dari orang tua. Juni 2012 ketika pertama kali saya merantau ke Bandung dan saat itulah saya mulai merasakan bagaimana manis-asam-asin nya menikmati Ramadhan ketika di perantauan. Bukan tak mau pulang, tapi sering kali belum bisa atau tidak bisa karena jadwal akademik atau jadwal organisasi yang berbenturan dengan keinginan. Seringkali motto, “Selama masih muda dan ada kesempatan.” Selalu terdengar dan membuat waktu begitu banyak diluangkan untuk kegiatan selain…pulang. Ketika Ramadhan Datang Ketika Ramadhan datang, ada banyak hal yang biasanya saya dan kawan-kawan lakukan, tapi di sini tak bisa: Ngaji di langgar yang kecil tapi penuh dengan makanan, keliling masjid mencari berkah Ramadhan dan juga makanan, dan yang terpenting adalah berkumpul bersama keluarga. Entah, makin ke sini saya merasa poin terakhir sangat amat berharga untuk dilewatkan. Untungnya, ada sedikit pelipur lara