Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Catatan Kehidupan

3 Tingkatan Melakukan Sesuatu

Rasa-rasanya saat ini banyak orang yang sangat mendukung paham bahwa setiap orang bebas berpendapat dan melakukan sesuatu selama bertanggung jawab. Apapun silahkan asalkan bertanggung jawab. Namun, pada kenyataannya ketika sudah melakukan sesuatu, kan ada konsekuensi yang tidak bisa ditarik kembali atau istilah komputernya di un-do . Dalam melakukan sesuatu, ada beberapa tingkatan seseorang dalam melakukan sesuatu. Tiga tingkatan tersebut antara lain: 1.       Bisa dilakukan Kebanyakan dari kita masih terpaku pada tingkatan ini, melakukan sesuatu hanya karena kita bisa melakukan sesuatu tersebut. Saya bisa mencontek maka saya mencontek. Tingkatan pertama ini merupakan tingkatan pertama yang sangat dangkal pemahamannya akan sesuatu yang hendak dilakukan. Berpikir dirinya sendiri tanpa memikirkan orang lain. Yang penting kan saya bisa. Mau saya suap hakim supaya kasus saya tutup toh saya bisa karena saya punya uang. Dan berbagai contoh lain yang bisa dikembangkan masing-masin

Berbicara Tentang Nama

Tak banyak orang menyadari bahwa ada sesuatu yang sangat setia menemani mereka. Sama setianya dengan dua malaikat yang katanya ada di kiri dan kanan kita. Mereka yang tak lelah mencatat ini itu yang mungkin akan menjadi jutaan buku bila diterbitkan. Dia yang sangat setia, tapi tak sepenuhnya disadari dan diresapi. Dia yang sangat mulia tapi dianggap biasa, nama. Sejatinya nama bukan hanya sebatas alat untuk mengidentifikasi seseorang. Bukan hanya sebagai alat untuk membedakan antarmanusia. Tidak sedangkal itu, bagi saya nama lebih dari itu melainkan sebuah pengharapan. Saya yakin bahwa setiap orang tua memberikan nama yang baik kepada anaknya dengan berbagai tujuan yang mana salah satunya adalah sebagai pengharapan. Berharap sang anak menjadi seperti nama yang diamanahkan. Nama juga amanah. Amanah yang harus kita perjuangkan, amanah yang melekat kepada kita sejak kita lahir. Hampir dua puluh satu tahun yang lalu orang tua saya memberikan amanah pada saya berupa nama, A

Kursi Panas Verifikasi Berkas

Sejak tingkat I, saya selalu menduga bagaimana rasanya menjadi calon presiden KM ITB. Bukan hanya tentang menang kalah setelah perhitungan suara melainkan juga tentang proses yang dilaluinya. Biasanya, kalau saya tidak salah, seseorang yang berniat menjadi presiden KM ITB diwajibkan untuk mengumpulkan berkas syarat-syarat lantas dilakukan verifikasi oleh panitia pelaksana yang pada akhirnya bakal calon akan resmi menjadi calon setelah berkas yang dikumpulkan diverifikasi. Verifikasi dan Validasi Kenapa namanya verifikasi berkas? Mengapa bukan validasi berkas? Sebenarnya, dua hal tersebut berdekatan dan saling melengkapi. Verifikasi berarti membuktikan isi dari suatu hal itu benar adanya sedangkan validasi membuktikan bahwa hal tersebut adalah benar hal yang di maksud. “Lho, kok bahas V&V? Mau maju untuk pemilu raya di ITB nanti ya mas?” Tentu bukan, sama sekali bukan. Saya hanya sedang ingin bercerita salah satu pengalaman saya melakukan verifikasi. Verifikasi Berkas