Skip to main content

Posts

Komitmen Terpanjang Dalam Hidup

 Menurutmu, apa komitmen terpanjang yang kamu sudah/akan kamu lalui? Bagi saya, Komitmen menjadi pegawai di perusahaan? Bukan Komitmen menjadi suami/istri? Bukan Komitmen menjadi orang tua. Bagi saya, sampai saat ini, setelah tiga tahun menjadi orang tua, itulah komitmen terpanjang yang akan saya lakukan. Menjadi Orang Tua Saya resmi menjadi orang tua pada April 2018, ketika anak pertama saya, seorang perempuan, lahir ke dunia sekitar pukul 03.30. Bagaimana perasaan saya saat itu? Senang, terharu, dan sangat lega. Saya lega karena ibu dan anaknya selamat dan sehat setelah proses persalinan itu. Bagaimana perasaan saya 9 bulan atau bahkan dua tahun sebelumnya? Takut, trauma. Perasaan pertama adalah takut. Selama istri saya mengandung, saya sering kali merasa takut akan banyak hal terkait kesehatan dan keselamatan ibu dan anak yang masih dalam kandungan. Bayangkan, ada banyak hal yang mungkin terjadi selama masa mengandung pun ketika dilahirkan. Pikiran-pikiran itu yang membuat saya taku

Menjalani Adaptasi Kebiasaan Baru

 Bukan, tulisan ini bukan tentang corona, tapi tentang pengalaman kerja di kantor baru. Ceritanya, minggu ini adalah minggu pertama sejak minggu onboarding selesai yakni minggu lalu. Artinya, baru dua hari berjalan. Minggu lalu sempat kaget juga karena task yang saya dapat lebih banyak ke transfer knowledge dan eksplorasi, tapi ya wajar karena masih baru jadi harus observasi lingkungan dan juga untuk tahu apa problem yang nanti bisa dicarikan solusinya. Selama seminggu kemaren, rasanya agak aneh juga, karena serasa tidak ada sesuatu yang di-achieve, karena tidak ada ticket yang bisa diclose. Alhasil, setelah mengamati beberapa hal dan diskusi beberapa hal, inisiatif mengerjakan hal-hal yang saya rasa bisa memberi value ke pekerjaan. Hasilnya, ketika biweekly meeting kemaren, ada statement semacam, "He join for a week. He did a excellent job." . Lega sekali rasanya. Meskipun di mana-mana saya merasa sangat PD, toh pada kenyataannya kadang saya juga merasa insecure. "Am i

Jadwal Baru Sepedahan

 Ceritanya, setelah sepedahan pertama setelah libur sebulanan kemaren, minggu lalu saya sepedahan lagi. Kalau di sepedahan pertama jaraknya hanya 7km dengan EG kecil, di kesempatan kedua in saya sengaja ingin lebih jauh lagi. Maklum, setelah lama tidak sepedahan, badan terasa kurang kuat dan gampang kesemutan. Rute ke Barat Sebelum puasaan dulu, rute ke barat ini favorit. Selain karena menanjak, juga karena suasananya yang adem ayem tentram dan jarang dilalui kendaraan besar sehingga polusi yang masuk, walaupun sudah pakai masker, jadi lebih sedikit. Satu hal yang saya rasa dengan sepeda ini, makin enteng sejak upgrade HFH murah meriah kemaren. Memang sih, kalau sudah lama tidak sepedahan, selain yang harus dikembalikan itu stamina, mental juga harus dikembalikan. Masih ingat kemaren ketika di 5km pertama saja sudah ngos-ngosan ngebayangin bakal sejauh mana, males lanjut, istilah sini aras-arasen. Namun, kalau sudah lewat 5km itu, ya bablas saja. Ketika berangkat kemaren saya juga suda

Dimulai dari Nol

 Alhamdulillah, Allah masih memberikan kesempatan untuk merasakan ramadhan dan lebaran tahun ini. Biasanya, setelah sebulan berpuasa, sampai di masa saling bermaaf-maafan dan muncul kalimat, "dimulai dari nol ya, dosanya semoga sudah dimaafkan". Sebagai pemilik blog ini, saya juga ingin mengucapkan "Mohon maaf lahir batin, semoga amal ibadah kita diterima dan berkah." Dimulai dari Nol yang lain Ngomong-ngomong, sebenarnya tulisan ini dibuat bukan karena even lebaran untuk bermaaf-maafan, tapi karena barusan, untuk pertama kalinya bersepeda setelah "puasa" satu bulan. Lebih tepatnya, 1 bulan 6 hari karena terakhir sepedahan di 10 April 2021. Rasanya? ngos-ngosan. Pernah baca atau denger di salah satu video di youtube, katanya kalau sepedahan ini enggak bisa lebih dari 3 hari jedanya. Kalau lebih dari itu, ya seperti mulai dari 0. Sepertinya sih benar. Kalau dilihat rute pagi ini, ternyata waktu tempuhnya sama dengan rute 4 April 2021. Padahal, sepeda yang d

Bermain Dengan Google Data Studio - Twitter Data Visualization

 Sebagai seorang System Engineer yang juga sering harus present soal data, dan membuat data vizualization walaupun memang kaitannya dengan system seperti log, saya adalah penggemar berat ELK (Elasticsearch Logstash Kibana). Kenapa? selain karena sudah kenal sejak lama, sering dipakai di banyak kesempatan, powerful untuk searching,dan bisa on-premise setup. Namun, akhir-akhir ini saya tegoda untuk mengeksplor lebih dalam Google Data Studio. Bukan tanpa sebab, bagi saya, GDS ini lebih sederhana untuk awam dan multisource provided seperti Google Spreadsheet, Google Cloud Storage, dkk. Artinya, pengguna awal tidak perlu mensetup server sendiri untuk membuat visualisasi. Apalagi, untuk menggunakan layanan ini hanya perlu google account saja. Twitter Visualization Saya sering meng-utilize ELK sampai titik tertentu dalam visualisasi mulai dari vessel tracking, flight route visualization, bahkan twitter visualization (aalytic bisa dikerjakan di saat processing,bukan di sisi ELK). Nah, karena s

Sobat Upgrade: Upgrade HFH Murah Meriah

Melanjutkan cerita keinginan upgrade HFH di sini , akhirnya sepeda saya selesai diupgrade di bengkel dekat rumah (1,5km, dekat kan?) setelah menginap sejak hari kamis. Awalnya saya kira bakal beres semalam, tapi ternyata baru beres pagi ini. Namun, daripada terburu-buru mending santai tapi oke kan? Tidak Hanya Hub Free Hub Kemaren mas-mas bengkelnya menghubungi saya bahwa ternyata, selain HFH, ada komponen lain yang juga harus diganti, karena sudah mati. Bisa tebak komponen apa yang wajib ganti setelah berumur 15 tahun? Betul, jeruji roda. Saya sih setuju-setuju saya untuk diganti, dengan harapan tidak terlalu mahal tentunya. Alhasil dapat info bahwa sepaket depan belakang biaya gantinya sebesar 50 ribu rupiah. Untuk 15 tahun? Ya udah terhitung sangat murah. Kembali ke rencana awal, setelah jeruji diganti, akhirnya HFH hasil beli online pun dipasang. Pemasangan pertama sukses di jam setengah 9 malam, memang sengaja dikerjakan malam agar bisa diambil tadi pagi. Hasilnya? Bagi saya sih s

Sobat Upgrade: Rantai dan Hub Free Hub

 Setelah merencanakan upgrade komponen sepeda karena kalau beli sepeda baru rasanya kemahalan, akhirnya proses upgrade dimulai. Ada dua komponen yang coba diupgrade dengan keterbatasan yang ada. Kondisinya, sepeda yang hendak diupgrade adalah keluaran tahun 2005-an, alhasil banyak komponen yang ngetren sekarang, tidak cocok, tidak terkecuali rantai dan hub free hub. Awalnya, saya mengira upgrade ini gampang, tinggal beli komponen yang harganya cocok, lalu tinggal pasang. Ternyata, enggak gitu, karena sepeda yang jadi target adalah sepeda tua, maka harus dicocokkan dengan lebih teliti apakah komponen itu kompatibel. Untuk rantai, awalnya saya berniat membeli rantai yang harganya di kisaran 150-200 ribu. Sudah nemu beberapa yang cocok, tapi di deskripsi produk ada tulisan 10speed. Padahal sepeda saya hanya 6 speed. Setelah tanya-tanya ke toko sepeda yang ada di kota, benar dugaan bahwa memang tidak bisa memaksakan rantai 10 speed ke 6 speed karena ukuran, bukan panjangnya, yang berbeda.